LIMA PULUH | Meski pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Batubara sudah berlangsung lebih dari 11 tahun, masih belum terlihat upaya dinas terkait melestarikan peninggalan sejarah.
Warga menilai Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dispora) tidak becus, dalam menjalankan tupoksinya khususnya mengenai peninggalan sejarah.
Sebagaimana diketahui di Perupuk terdapat peninggalan sejarah yang sangat penting. Pantai Perupuk di Desa Perupuk Kec. Lima Puluh Pesisir Kab. Batubara merupakan lokasi pendaratan tentara Jepang (Dai Nippon) di Pulau Sumatera pada masa Perang Dunia II.
Pendaratan tentara Jepang di pantai Perupuk diiringi pembangunan benteng pertahanan Dai Nippon berupa bunker-bunker yang satu sama lain terhubung.
Tentara kekaisaran Nippon menjadikan bunker yang disebut-sebut tahan tembakan meriam sebagai tempat mengatur srategi melumpuhkan tentara sekutu di Pulau Sumatera.
Banyak warga setempat yang menjadi korban kekejaman tentara Dai Nippon. Belum lagi harta benda dan hasil pertanian yang tentu saja dirampas untuk bekal tentaranya yang berbulan-bulan berada di kapal perang mereka.
Jejak-jejak peninggalan Dai Nippon yang menjadikan pantai Perupuk menjadi jalan masuk ke Pulau Sumatera saat ini masih terlihat dengan jelas.
Dituturkan warga saat ini masih tersisa 2 unit bunker peninggalan Jepang namun tidak terlihat upaya merawatnya menjadi situs sejarah.
Dinas yang berkantor di Desa Perupuk tidak jauh dari lokasi bunker hanya memasang plang yang menunjukkan bunker (banker) tersebut peninggalan tentara pendudukan Dai Nippon (Jepang).
“Kenapa hanya sebatas memasang plang saja. Kenapa tidak dianggarkan dana untuk memugar dan menelitinya,” ujar tokoh muda Pagar Jenswin Pandiangan, S. Ked di ruang Fraksi P. Gerindra DPRD Batubara, Jumat (1/3/2019) petang.
Pandiangan minta agar Disparpora Kabupaten Batubara peduli terhadap peninggalan sejarah di Perupuk dan wilayah lain di Kabupaten Batubara.
Ditambahkan Pandiangan bisa saja ada tanda-tanda atau benda-benda yang dapat mengungkap sejarah bangsa Indonesia di dalam bunker.
“Lakukanlah penggalian dan teliti dengan mendatangkan ahli kesana. Situs sejarah itu mahal. Jangan sampai anak cucu kita kelak tidak mengetahui sejarah pantai yang telah terkenal dengan nama pantai sejarah,” pinta Calon legislator Provinsi Sumatera Utara dari Dapil 5 Sumut itu.
Diungkapkan Pandiangan yang kini menjabat Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Batubara, apabila situs sejarah di Desa Perupuk telah digali dan dilakukan perawatan bukan mustahil akan mendatangkan turis-turis lokal dan mancanegara ke Kabupaten Batubara.
“Kalau Kadisnya tidak kreatif sebaiknya Bupati Batubara Ir. Zahir. M.AP menggantinya dengan ASN yang memiliki SDM tinggi untuk melestarikan peninggakan sejarah sekaligus meningkatkan pariwisata di Batubara,” pungkas Pandiangan yang ingin Batubara menjadi salah satu destinasi pariwisata di Sumatera Utara.(eps)