koranmonitor – MEDAN | Dari catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Utara (Sumut), wabah Tuberkulosis (TBC) masih terus membayangi Sumatera Utara.
Hingga 16 Mei 2025, Dinkes Sumut mencatat 18.411 kasus TBC aktif, atau sekitar 25 persen dari estimasi total kasus di wilayah ini.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sumut, Novita Rohdearni Saragih, Sabtu (17/5/2025) mengatakan, temuan tersebut berasal dari berbagai upaya aktif, termasuk skrining di sekolah, pesantren, lapas/rutan, dan penguatan jaringan deteksi dini di fasilitas kesehatan.
“Kelompok usia produktif menjadi kelompok paling terdampak. Terutama di Kota Medan, yang mencatat angka penularan cukup tinggi,” ujar Novita Saragih.
Menurut Novita Saragih, lingkungan rumah menjadi titik rawan utama penularan, terutama akibat kontak erat dengan penderita yang belum tertangani secara medis.
“Individu yang tinggal serumah dengan pasien TB memiliki risiko tinggi tertular penyakit ini. Namun, kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri masih tergolong rendah, sehingga banyak kasus yang terlambat didiagnosis dan diobati,” bebernya.
Untuk menekan angka penularan, Dinkes Sumut terus menggencarkan edukasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Termasuk pemakaian masker bagi mereka yang berinteraksi dekat dengan pasien TB.
Mengenai kemungkinan adanya kebijakan baru dari pemerintah pusat, Novita menyatakan belum menerima arahan resmi, termasuk soal uji coba vaksin TBC yang dikembangkan oleh pihak internasional.
“Belum ada informasi dari Kementerian Kesehatan,” tandasnya. KM-fad/Red