Rektor UMSU Jadi Narasumber Dialog Publik Humas Mabes Polri

oleh
Rektor UMSU Jadi Narasumber Dialog Publik Humas Mabes Polri
Rektor UMSU, Prof Dr Agussani, MAP menerima cenderamata pada acara Dialog Publik Humas Mabes Polri, Kamis (13/2/2025). (Foto. Ist)

koranmonitor – MEDAN | Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Prof Dr Agussani, MAP, menjadi narasumber pada acara Dialog Publik yang diselenggarakan Divisi Humas Mabes Polri pada Kamis (13/2/2025) di Hotel Emerald Garden, Medan.

Acara ini mengusung tema, “Merajut Kebhinnekaan dengan Penguatan Nilai-Nilai Kebangsaan bagi Generasi Muda Sumut Guna Menuju Indonesia Emas” yang menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai latar belakang.

Acara dibuka langsung oleh Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Dr H Sandi Nugroho, SIK, SH, MHum, diwakili Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, SIK.

Rektor UMSU Prof Dr Agussani, MAP memaparkan materi dengan tajuk, “Strategi Menyongsong Indonesia Emas dengan Generasi Muda yang Berkarya dan Berbudaya”. Dia menegaskan, generasi muda, khususnya generasi Z, harus dipersiapkan dengan baik dalam menghadapi bonus demografi dan menjadi pemimpin di masa depan.

“Tentu bicara tentang generasi emas, nantinya Indonesia akan mengalami bonus demografi, dan Gen Z sekarang akan menjadi pemimpin di masa depan. Oleh karena itu, mereka harus dipersiapkan dengan baik,” ujar Prof Agussani.

Lebih lanjut, Prof Agussani berbagi strategi berdasarkan pengalamannya menjadi seorang rektor dengan menyoroti peran perguruan tinggi dalam membentuk generasi unggul melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Menurutnya, pendidikan harus mampu beradaptasi dengan perubahan zaman agar tetap relevan. Pendidikan menjadi pilar utama pembangunan sumber daya manusia, sehingga perlu mempersiapkan sejak dini, dimulai dari awal memasuki jenjang pendidikan.

“Peran perguruan tinggi harus berkelanjutan. Pendidikan yang baik akan melahirkan generasi unggul. Kami mempersiapkan dari awal memasuki perkuliahan (PKKMB) dengan menghadirkan tokoh yang relevan untuk penanaman nilai dan menumbuhkan semangat dan wawasan kebangsaan. Selain itu juga menyediakan wadah bagi pengembangan minat bakat mahasiswa untuk mengasah potensi bakat dan kreativitas,” katanya.

Lebih lanjut, generasi muda harus terus didorong dan dimotivasi untuk memaksimalkan potensi, minat, bakat. Untuk itu dibutuhkan kolaborasi di semua lini dan lintas sektoral.

“Jika tidak dibimbing dan dikolaborasikan dengan baik, maka potensi tersebut sia-sia. Padahal, banyak mahasiswa yang setelah lulus harusnya juga bisa menjadi pengusaha sukses dengan dukungan dari pemerintah,” ungkapnya.

Rektor UMSU berharap dialog publik ini dapat menjadi bagian kolaborasi untuk menciptakan generasi unggul pada tahun 2045.

Sebelumnya, Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, SIK dalam sambutannya, menekankan pentingnya penguatan nilai-nilai kebangsaan dalam menghadapi tantangan masa depan menuju Indonesia Emas 2045.

“Generasi muda adalah agen perubahan yang tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual, tetapi juga moral dan karakter yang kuat. Peran pendidikan, keluarga, dan masyarakat sangat krusial dalam membentuk mereka,” ujar Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, SIK.

Brigjen Pol Trunoyudo berharap diskusi ini dapat menghasilkan berbagai langkah konkret untuk memperkuat persatuan dan toleransi, dengan tetap mengedepankan prinsip keadilan sosial yang tercermin dalam nilai-nilai Pancasila.

Dalam acara tersebut, terdapat sejumlah pemateri yakni:

Kapolda Sumut, Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto, diwakili oleh Plt Kabid Humas Kombes Pol Yudhi Surya Markus Pinem, membahas “Strategi Polda Sumut dalam Memelihara Kamtibmas.”

Sosiolog dan Budayawan, Prof Dr Ibrahim Gultom, MPd, memaparkan, “Strategi Menjaga Budaya Bangsa dengan Tetap Menjaga Nilai-Nilai Pancasila di Era Generasi Y, Z, dan Alpha.”

Putra Andika Siagian, ST, CH, memberikan motivasi terkait “Penguatan Nilai-Nilai Pancasila bagi Generasi Muda.”

Acara ini dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Sumatera Utara, serta perwakilan dari tokoh agama dan organisasi masyarakat (Ormas). KM-ded/red