Balige Punya Acara F1H2O, Parapat Yang Banyak Dapat Untung

oleh -13 views

koranmonitor – BALIGE | Belanja wisatawan saat perayaan F1H2O di Balige, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), diperkirakan justru berpeluang lebih banyak mengalir wilayah Parapat dan sekitarnya.

Dari hasil pantauan sementara di lapangan, ada banyak wisatawan yang justru lebih memilih akomodasi tempat tinggal di wilayah parapat. Jumlahnya memang sulit untuk dipastikan. Namun dari hasil penghitungan kapasitas parkir kendaraan roda empat di wilayah balige.

“Saya memperkirakan ada sekitar 2100 hingga 2500 wisatawan yang memanfaatkan areal parkir tersebut. Dimana parkir kendaraan roda empat itu pada saat acara usai, banyak yang keluar dari wilayah balige. Belum termasuk menghitung jumlah kendaraan roda empat, yang memilih parkir di tempat lain. Dan jumlahnya juga belum menghitung wisatawan yang parkir untuk kendaraan roda dua,” sebut pengamat ekonomi Sumatera Utara (Sumut) Gunawan Benyamin kepada koranmonitor.com, Minggu (26/2/2023).

Jadi kalau estimasinya wisatawan yang hadir di Balige itu berkisar 25 ribu orang. Maka ada kemungkinan setengahnya itu (40% – 50%) justru wisatawan yang datang dari luar Balige.

“Dari beberapa responden banyak yang memilih alternatif menginap di Parapat, karena Parapat merupakan destinasi wisata yang paling dikenal selama ini. Selain itu, kesulitan dalam mendapatkan penginapan di Balige sebelumnya juga turut memicu wisatawan memilih tempat di luar Balige,” sebut Gunawan yang ikut menyaksikan F1H20.

Dikatakanya, Jadi menghitung perputaran uang karena hajatan F1H2O tidaklah bisa sepenuhnya, dengan melihat perputaran uang yang ada di Balige saja. Karena hajatan ini juga memberikan dampak rentetan terhadap konsumsi wisatawan di wilayah lainnya. Bahkan ada potensi dimana konsumsi wisata di wilayah lain lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah Balige.

Dengan pertimbangan bahwa wisatawan tersebut justru banyak menghabiskan uang di malam hari. Terlebih wilayah Parapat masih lebih baik dalam menarik minat wisatawan, untuk membelanjakan uangnya, dibandingkan dengan wilayah Balige.

Dengan waktu tempuh sekitar 90 menit antara Parapat dan Balige, maka wisatawan yang juga memanfaatkan ajang F1H2O sebagai salah satu alasan berwisata, memiliki kecenderungan untuk memilih tempat yang lebih representatif.

“Jadi kalaupun nantinya didapat gambaran pengeluaran ataupun perputaran uang di Balige. Saya pastikan tidak akan mencerminkan kondisi perputaran uang yang sebenarnya. Bahkan jumlahnya bisa saja lebih kecil dibandingkan dengan perputarannya di luar wilayah Balige. Sekalipun perhitungan angkanya ditarik sejak kedatangan para atlet di Balige. Saya menilai perputarannya masih tetap lebih besar di Parapat,” ujarnya mengakhiri.KM-red