MEDAN | Kekhawatiran yang belum berakhir mengenai pasokan berlebihan dan isyarat penurunan permintaan mengekspos pasar minyak pada kerugian besar di kuartal terakhir tahun 2018.
Pandangan pesimis bahwa ekonomi global akan melambat di tahun 2019 membuat prospek minyak tetap negatif memasuki tahun baru ini.
Research Analyst Forextime, Lukman Otunuga mengatakan, risiko geopolitik yang belum berakhir dalam bentuk ketegangan dagang antara AS-China menjadi masalah signifikan terhadap prospek permintaan minyak.
“Saat ini banyak negara yang melaporkan data ekonomi yang lebih lemah. Kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi global lebih dominan dibanding topik OPEC, karena perhatian pasar akan terfokus pada masalah perlambatan global yang meningkatkan ketidakpastian dan mendorong aksi jual aset berisiko seperti minyak,” katanya, Selasa (8/1/2019).
Dikatakannya, memasuki tahun 2019, harga minyak akan terombang-ambing oleh sejumlah faktor fundamental yang saling berlawanan. Keadaan pasar yang tidak pasti juga akan mewarnai prospek jangka menengah dan panjang.
“Pemangkasan produksi OPEC dan Rusia dapat mengurangi pasokan yang berlebih, namun juga akan mendorong produksi minyak AS yang lebih tinggi sehingga mengekspos pasar minyak pada masalah oversuplai yang lebih besar lagi,” ujarnya.
Keadaan dagang AS-China yang semakin tegang, keadaan ekonomi global, dan terutama permintaan minyak China akan sangat memengaruhi permintaan. Pertanda bahwa ekonomi China semakin melambat di tengah ketegangan dagang akan menjadi berita yang sangat buruk bagi pasar energi, terutama mengingat bahwa Asia adalah konsumen besar di pasar minyak.
“Penggerak lain yang memengaruhi harga minyak di Q1 antara lain kinerja Dolar dan Tweet dari Presiden AS Donald Trump. Dolar yang melemah di tengah spekulasi bahwa Fed akan menghentikan sementara kenaikan suku bunga akan berdampak positif bagi harga minyak karena denominasi komoditas ini adalah Dolar,” ujarnya.
Presiden Trump sudah merayakan harga minyak yang rendah melalui Twitter dan memprediksi penurunan lebih lanjut tahun ini. Karena itu, investor perlu bersiap menghadapi kuartal trading yang tetap volatil.KM-VH