Oknum Ketua OKP di Medan Ditangkap, Ancam Bunuh Wartawan

oleh -24 views
Oknum Ketua OKP di Medan Ditangkap, Ancam Bunuh Wartawan
Polisi mengamankan oknum Ketua OKP yang mengancam bunuh wartawan

koranmonitor – MEDAN | Polisi menangkap IS seorang Ketua Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda (OKP) di Medan. IS ditangkap karena dilaporkan usai mengancam akan membunuh seorang jurnalis atau waetawan.

Kapolrestabes Medan Kombes Valentino Alfa Tatareda membenarkan IS telah ditangkap. “Sudah diamankan,” ujar Kombes Valentino, Sabtu (9/9/2023).

Valentino belum memerinci lebih jauh soal penangkapan IS itu. Dia mengatakan pihaknya masih mendalaminya. “Sedang kita dalami,” ujarnya.

Diketahui IS dilaporkan ke Polrestabes Medan atas dugaan pengancaman pembunuhan kepada FS. Pengancaman itu disebut dipicu persoalan pemberitaan usaha pengoplosan gas subsidi yang diduga milik IS.

FS mengatakan kejadian itu berawal pada 7 September 2023, saat dirinya hendak mengonfirmasi soal video viral kegiatan pengoplosan gas subsidi kepada IS. Lokasi pengoplosan gas yang viral itu diduga milik IS.

“Jadi, pas 7 September 2023 sekitar pukul 11.00 WIB saya melihat unggahan viral di medsos bernarasi aktivitas pengoplosan gas elpiji tiga kilogram subsidi oplosan di Medan,” kata FS di Medan, Jumat (8/9/23).

Menurut FS, video viral yang dilihatnya itu hampir sama dengan kasus tempat pengoplosan gas yang meledak pada April 2023 di Jalan Panglima Denai. Tempat itu diketahui merupakan milik IS. Dalam tragedi ledakan gas itu, ada sekitar enam orang yang menjadi korban.

“Di situ saya melihat apa yang dinarasikan mirip dengan yang pernah saya beritakan pada bulan April lalu, di mana enam pekerja pangkalan gas IS mengalami luka bakar akibat gas meledak di pangkalan gas di Medan Denai,” ujarnya.

Setelah melihat video viral itu, FS lalu mencoba mengonfirmasi IS. Namun, saat itu, IS berdalih bahwa video viral itu merupakan kejadian pada tujuh tahun lalu.

Lalu, FS juga sempat mengonfirmasi pihak kepolisian soal tindak lanjut kasus ledakan gas itu. Hasil konfirmasi FS dengan pihak kepolisian, bahwa kasus itu saat ini masih dalam proses penyelidikan.

Keterangan polisi itu lalu dikutip oleh FS dan link beritanya dikirim oleh FS ke IS melalui pesan WhatsApp. Pengancaman itu pun mulai muncul dari IS. Bahkan, IS sempat mengatakan akan mencari FS dan menghabisi nyawanya.

“Kalau kita jumpa, nggak aku mati, kau mati,” ujar FS menirukan isi pesan Is.Atas kejadian itu, FS pun merasa ketakutan dan terancam. Alhasil, dia melaporkan dugaan pengancaman itu ke Polrestabes Medan pada 7 September.
Laporan itu diterima dengan nomor: STTLP/3012/IX/2023/SPKT/Polrestabes Medan/Polda Sumut. FS melaporkan IS atas dugaan tindak pidana Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

“Atas pengancaman ini saya merasa ketakutan dan merasa keamanan saya dan keluarga terancam. Kemudian, saya melaporkan ke Polrestabes Medan. Saya berharap aksi premanisme apalagi ancaman kekerasan terhadap jurnalis bisa ditangani dengan serius dan pelaku bisa ditangkap dan proses hukum,” pungkasnya.

Sebelumnya, kasus ledakan gas terjadi di Jalan Panglima Denai. Tempat itu disebut merupakan milik IS.

Hal itu terungkap dari salah satu mantan pekerja di pangkalan tersebut, yakni J (nama samaran). J diketahui terkena luka bakar akibat ledakan gas itu pada Minggu (9/4) menjelang siang.

“Kemarin kami yang terkena ledakan gas ada enam orang. Saya mendapat luka bakar 80 persen di tubuh. Itu kejadiannya Minggu kemarin,” kata J, Minggu (16/4).

J menceritakan sebelum kejadian, dirinya bersama kawannya yang lain merokok di lantai satu ruko tiga lantai yang dijadikan pangkalan gas tersebut. Tiba-tiba ada api yang menyambar hingga mereka terluka.

“Ledakan itu terjadi sehabis kami mengoplos gas dari tabung gas 3 kg dipindahkan ke tabung 12 kg menggunakan sebuah alat,” ungkapnya.”Kami merokok di dalam karena kalau di luar saya takut dimarahi taukenya. Saya sudah tiga tahun kerja di situ. Karena kejadian itu lah, saya memutuskan untuk berhenti,” sambungnya.

J mengatakan biasanya tabung gas 12 kg itu dijual ke daerah Aceh. Sementara tabung gas 3 kg biasanya diambil dari berbagai daerah misalnya dari kawasan Pakam. Dia menyampaikan dalam satu hari para pekerja bisa menghasilkan sekitar ratusan tabung gas 12 kg oplosan. Harga tabung gas 12 kg itu pun biasanya dijual dengan harga sekitar Rp 120 ribu.

“Kemarin saya dibayar sekitar Rp 100 ribu per hari. Kerjanya tiap hari dari pagi sampai malam hari. Setelah kejadian itu saya enggak mau lagi lah. Lagi pula kemarin kami hanya diberikan Rp 5 juta untuk berobat,” ujarnya. KMC/dtc