Hari Pahlawan 2019, Konsep Kepahlawanan Kemanusiaan Bukan Kepentingan Pribadi, Kelompok & Golongan

oleh -41 views

Oleh : Sekretaris Umum MKF MNI, Loly Opin Saestue, S.Sos

PADA 10 November tiap-tiap tahunnya Negara Republik Indonesia memperingati hari Pahlawan Nasional. Seluruh Instansi pemerintah melakukan seremoni, berupa kegiatan upacara bendera dalam rangka penghargaan terhadap hari bersejarah itu.

Begitu pentingnya hari bersejarah tersebut bagi kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga setiap tanggal 10 November dilakukan upacara bendera dan presiden RI menyempatkan menyampaikan pidato kenegaraannya.

Mencermati tentang hari Pahlawan yang jatuh pada sabtu, 10 November 2019 ini, Sekretaris Umum Majelis Kehormatan Forum Masyarakat Nusantara Indonesia (MKF MNI) Loly Opin Saestue, S.Sos. menyempatkan memberi komentar tentang substansi kepahlawanan yang diperingati pada hari bersejarah tersebut.

Kepada koranmonitor.com, Loly Opin menyebut, kepahlawanan merupakan tindakan yang berdasar pada konsep kemanusiaan yang kuat dan mengakomodir harapan semua orang. Ini berlaku umum, dan bukan berdasarkan kepentingan pribadi, kelompok dan golongan.

“Kali ini pemerintah mengusung Thema Semangat Pahlawan di Dadaku. Dan implementasi sederhana dari tema tersebut adalah, kita harus mampu berbuat atas dasar manfaatnya bagi banyak orang. Semakin bermanfaat maka semakin pula menginspirasi orang secara umum untuk berbuat hal yang sama,” demikian katanya kepada koranmonitor.com di sekretariat MKF MNI Jalan Arif Rahman Hakim, Medan.

Sejarah perlu mencatat, kata dia, bahwa munculnya pahlawan oleh karena dampak aktivitas yang ditimbulkannya mampu menggugah semua orang, lalu menginspirasi semua orang untuk berbuat hal yang sama karena manfaat yang dihasilkannya begitu penting dirasakan semua orang.

Mereka yang muncul di tengah terjadinya kebuntuan yang menuntut solusi yang cepat, serta gerakan yang menyeluruh karena adanya kandungan inspirasi yang kuat terhadap proses penyadaran di masyarakat.

“Di masa lalu tindakan kepahlawanan berbentuk perjuangan, perlawanan, dalam menegakkan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Tercatat dalam sejarah bahwa proses memerdekakan bangsa melalui perjalanan yang sarat dengan pengorbanan. Hari-hari ini bentuk perjuangan telah bergeser kepada hal-hal pembangunan. Namun nilai-nilai kepahlawanan dalam semangat perjuangan yang patriotik dan pengorbanan yang tulus ikhlas harus tetap ada,” katanya tegas.

Dalam tradisi kehidupan di Nusantara, lanjutnya, banyak melahirkan pahlawan-pahlawan baru. Kita yang terbiasa hidup dalam situasi multi kultural, majemuk serta perbedaan jarak dan cuaca sangat berpotensi menjadi pahlawan-pahlawan baru tersebut di masa depan.

Hal itu akibat orientasi tindakan manusia Nusantara berbuat kolektif secara global. Artinya mampu bersinergi kepada siapa saja demi kemanfaatan masyarakat dunia secara umum.

“Secara tidak disadari nilai-nilai itu sudah ada dalam benak kita selaku manusia di kawasan Nusantara, hanya yang dibutuhkan adalah tindakan nyatanya, Kitalah pahlawan itu, dengan tulus ikhlas tanpa menghiraukan embel-embel gelar kepahlawanan,” ujarnya optimis kepada wartawan.*