Listrik Uji Gerindra, Rekonsiliasi dan Keteguhan Sikap Prabowo

oleh -13 views

Oleh : Gusmiyadi_Goben (Aktivis Indonesia Bergerak)

KONSISTENSI Partai Gerindra terus diuji. Semua mata sedang menyaksikan gerak gerik Gerindra – Prabowo pasca Pilpres lalu. Semuanya seakan menjadi baper. Pertarungan pilpres kemarin memang teramat keras.

Setelah pertemuan MRT dan Teuku Umar, kini Prabowo hadiri Kongres PDIP di Bali. Ini menjadi pembuktian bahwa rekonsiliasi berjalan baik. Prabowo tidak bisa dihasut sedemikian rupa untuk membenci lawan dan menjadi kompetitor permanen dalam demokrasi Indonesia.

Sikap ini lambat laun tampaknya dapat diterima, meskipun barangkali sebagian orang membutuhkan bukti bahwa Prabowo wajib tetap setia kepada pendukungnya.

Ujian Gerindra malah muncul dari listrik PLN. Pendukung Prabowo – Gerindra mestinya mulai mencari jejak-jejak sikap Gerindra terkait persoalan besar ini. Kerugian rakyat berdasarkan perhitungan ekonom Indef mencapai triliunan rupiah, 120 jutaan jiwa terdampak bencana ini, transportasi berbasis listrik mogok dijalanan.

Bagaimana sikap Gerindra dalam isu ini? Apakah menjadi lemah dan meninggalkan rakyat karena faktor rekonsiliasi?

Satu instrumen yang dapat digunakan untuk menilik sikap Gerindra adalah sikap ketua Komisi VII DPR RI, Gus Irawan Pasaribu. Keras sekali. Kritik terhadap pemerintahan ini tidak mungkin dilakukan oleh partai-partai lain yang saat ini sedang berkoalisi dengan pemerintah.

Gus Irawan minta Presiden tidak sekedar marah, tetapi juga melakukan tindakan tegas. Ia minta presiden bersikap terhadap pimpinan diatas PLN untuk membenahi kepemimpinan PLN yang hingga saat ini masih kosong.

Kekosongan ini yang diduga mengakibatkan PLN sulit untuk mengambil kelutusan strategis untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang ada.

Desakan untuk memberhentikan pimpinan PLN tidak cukup bagi Gus Irawan. Ia bahkan menyarankan agar Menteri BUMN dan ESDM sekalian saja diganti. Kritik tajam ini membuktikan Gerindra sedang tidak main-main menyikapi persoalan yang luar biasa berdampak besar bagi rakyat.

Yang menarik dari semua polemik terkait padamnya listrik diseparuh Jawa tempo hari adalah juga solusi dari Gerindra. Gus Irawan memberikan garansi dukungan bagi pemerintah untuk membangun sebuah sistem yang dapat digunakan PLN untuk mengatur dan mengantisipasi dampak pemadaman serupa. Sistem ini secara teknis diharapkan dapat mengkanalisasi dampak pemadaman secara otomatis. Kerugian dan pampak dapat diminimalisir.

Sikap Gerindra ini menjadi penting bagi para pendukung. Rekonsiliasi dan isu soal jatah menteri tidak membuat Gerindra lemah dalam memperjuangkan hak-hak rakyat. Bukan sekedar kritik, Gerindra memberikan jaminan dukungan bagi pemerintah untuk mengambil langkah-langkah strategis agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

Memahami sikap Prabowo – Gerindra memang selalu sulit bagi pihak yang mengedepankan kepentingan pragmatis dalam bernegara. Sebagai oposisi, dulu Prabowo menolak diajak gulingkan Jokowi.

Sebagai pihak yang sedang melakukan proses rekonsiliasi, Gerindra juga keras dalam mengoreksi kekuasaan. Prabowo selalu katakan, semuanya diatas kepentingan rakyat.*