Survei LSI: Eramas Konsisten Ungguli Djoss

oleh -15 views

MEDAN | Head to Head Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) berlangsung sangat sengit. Bisa dibilang pertarungan bergengsi dan panas ini selalu menjadi perhatian khalayak masyarakat Sumatera Utara (Sumut).

Perang di darat dan udara terus berjalan antara pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajeckshah (Eramas) dan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus (Djoss).

Menurut Lingkaran Survei Indonesia Denny JA, hasil survei opini publik untuk Pilkada Gubernur Sumut 2018, pasangan Eramas konsisten mengungguli Djoss. Survei dilakukan pada 8-12 Juni lalu dengan responden 1.000 orang.

Sebelumnya, survei juga dilakukan pada bulan April lalu dengan hasil keunggulan Eramas. Survei tersebut dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan metode multistage random sampling dan margin of error 3,16%.

“Hasil survei yang kami lakukan pasangan Eramas mendapat dukungan 45,5% mengungguli Djoss yang mendapat dukungan 34,7%. Dari hasil tracking survey, menunjukkan konsistensi kenaikan pasangan Eramas dari April 2018 sebanyak 43,3% menjadi 45,5% di bulan Juni 2018. Begitu juga untuk pasangan Djoss yang mengalami kenaikan dari 33,3% bulan April 2018, menjadi 34,7% di bulan Juni 2018,” ungkap Peneliti Senior LSI Denny JA, Rully Akbar saat memaparkan hasil survei di Hotel Dyandra Santika Medan, Jumat (22/6/2018).

Disebutkan Rully, dari simulasi breakdown berdasarkan gender dan usia, rata-rata di atas 40% memilih Eramas. Begitu pula dengan simulasi breakdown berdasarkan latar belakang pendidikan dan pendapatan, rata-rata di atas 40% memilih Eramas. Hanya pemilih berlatar belakang pendapatan di bawah Rp999 ribu pemilih Eramas bersaing dengan pemilih Djoss.

Ia menjelaskan, ada dua alasan Eramas masih unggul dari Djoss. Pertama, Eramas unggul telak di suku Jawa, Melayu dan pemilih Muslim.

Pada segmen pemilih bersuku Jawa, Eramas unggul telak 64,2% sedangkan Djoss 17,9%. Pemilih Melayu, Eramas unggul 79,3% dan Djoss 3,4% . Sementara basis pemilih beragama Islam yaitu Eramas sebesar 65,2% dan Djoss 14,7%.

“Untuk alasan kedua, karena Eramas konsisten unggul di 8 Dapil antara lain Dapil 1,2,3,4,5,6,7 dan 12. Sedangkan Djoss hanya di 4 Dapil, yakni Dapil 8,9,10 dan 11,” terang Rully.

Lebih jauh ia mengatakan, Djoss belum bisa merebut posisi puncak ada dua alasan yang melandasi. Pertama, Djoss dikenal paling tinggi, tapi kurang disukai. Dari tingkat pengenalan calon Gubernur, perolehan tertinggi adalah Djarot Saiful Hidayat (91,3%), disusul Edy Rahmayadi 89,5%. Sedangkan untuk calon Wakil Gubernur, tingkat pengenalan Sihar Sitorus 74,0%, sedikit lebih unggul dari Musa Rajekshah (70,7%).

Untuk tingkat kesukaan terhadap calon, Edy Rahmayadi memperoleh 78,7%. Musa Rajekshah 74,2%. Sedangkan Djarot Saiful Hidayat sebesar 67,8% dan Sihar Sitorus 63,4%.

Sedangkan alasan kedua, dari efek debat tidak berpengaruh. Pengaruh debat terhadap pilihan memanglah sangat tinggi yakni 69,4%, akan tetapi hanya 18% publik yang mengikuti debat kandidat tersebut.

“Ketika ditanyakan siapa yang dianggap dominan dan menguasai materi, Eramas mendapat 49,1% dan Djoss 41,1%,” tuturnya.

Rully menambahkan, dengan sisa waktu kurang dari 1 minggu menuju tanggal pencoblosan 27 Juni 2018, hasil survei ini sangat kecil peluangnya untuk berubah.

“Kami menyimpulkan bahwa pasangan Eramas bisa memenangkan Pilgub Sumatera Utara jika swing voters 33,5% (suara yang belum memutuskan) tidak mayoritas dikuasai oleh pasangan Djoss. Selain itu, Eramas bisa mengaktifkan partisipasi pemilih di semua wilayah basisnya,” tandas Rully.rel