Ismi Bocah 6 Tahun Harus Hidup Dengan Komplikasi Penyakit Saraf di Otaknya

oleh -16 views

MEDAN | Entah sampai kapan derita pilu si kecil Khoirul Ismi Panjaitan ini akan berakhir. Sampai saat ini, bocah enam tahun anak dari pasangan Naungan Panjaitan (48) dan Rosmina Lubis (46) ini masih menjalani rawat jalan intensif di RSUP H Adam Malik Medan.

Tak ada yang menyangka, Ismi mengalami penurunan fungsi tubuh dengan begitu cepat. Ismi sudah tidak seperti yang dulu. Perangainya di kampung halaman yang biasa tampak riang, aktif dan rajin mengingatkan kedua orang tuanya untuk sholat tepat waktu kinii tak dapat lagi berbicara, dan mendengar.

Tubuhnya kian menyusut, bahkan untuk berdiri pun kakinya tak mampu lagi. Ismi sudah seperti bocah yang tak normal,fungsi sarafnya tak berjalan normal. Ismi mengalami hemiparesis – istilah medis (kelemahan pada setengah tubuh) setelah menjalani 3 kali operasi kanker otak (cerebri cancer).

“Saya ikhlas dengan keadaan komplikasi yang dialami oleh anak saya ismi ini, bukan hanya berjuang untuk penyembuhan kanker ganas di otaknya, ismi juga di diagnosis dokter mengalami epilepsy dan kelumpuhan pada separuh organ tubuhnya,” ujar Naungan Panjaitan, saat menemani buah hatinya beristirahat di kamar Rumah Singgah Pasien (RSP) Inisiasi Zakat Indonesia (IZI) Sumut, Selasa (4/9/2018).

Ayah ismi (Naungan Panjaitan) yang bekerja sebagai buruh pembabat pohon rambung di ladang milik orang di Kawasan Sipirok, Tapanuli Selatan itu mengatakan operasi terhadap penyakit anaknya berawal pada awal Agustus 2017 silam dan dilanjutkan 2 kali operasi pemindahan tempurung kepala ke dalam perut ismi pada awal tahun 2018 ini.

Sampai kapan pembedahan dan pemindahan kembali tempurung kepalanya, dokter belum bisa memastikan dikarenakan kondisi tubuh ismi yang kian lama makin melemah.

Operasi dilakukan atas saran dari dokter, Naungan pun menyerahkan sepenuhnya penyembuhan ismi pada penanganan dokter.

Naungan menceritakan awal dari penyakit anaknya. Penyakit Ismi sudah terlihat sejak umurnya 2,5 tahun. Saat itu, Ismi selalu mengalami demam dan kejang-kejang pada sekujur tubuhnya.

“Setelah saya bawa ke klinik bidan terdekat, klinik tersebut tidak sanggup menangani Ismi, kami langsung dirujuk ke RSUD Padang Sidempuan ternyata di kepala anak saya ada pendarahan dan tumor otak. Kata dokter nama penyakitnya Ca. Cerebri,” tutur Naungan.

Setelah beberapa saat mendapatkan penanganan di RSUD Padang Sidempuan menampakkan kondisi ismi nampak membaik. Akan tetapi, kondisi itu hanya bertahan beberapa bulan saja. Derita anaknya itu ternyata belum juga usai meski mendapat perawatan di RSUD terdekat, hingga akhirnya Ismi di rujuk ke RSUP H Adam Malik Medan.

Jarak tempuh yang harus dijalani Ismi dan Orangtuanya dari Sipirok menuju RSUP H. Adam Malik cukup jauh, sekitar 11 jam. Pasca operasi di RSUP H Adam Malik, Ismi tetap harus menjalani rawat jalan intensif.

Orangtua Ismi baru mengetahui keberadaan RSP di Medan setelah mendapat informasi dari pasien yang lain. Tanpa berpikir panjang, lsmi langsung dibawa ke RSP yang letaknya sangat dekat dengan RSUP. Sehingga mereka bisa lebih fokus pada proses rawat jalan Ismi tanpa pusing memikirkan mobilisasi ke rumah sakit.

“Alhamdulilah bisa langsung diterima di RSP ini. Saya kira disini bakal sepi, gak nyangka suasana kekeluargaannya bersama petugas dan penghuni membuat saya sangat terhibur dan nyaman sekali, saya ucapkan terima kasih banyak RSP IZI, hanya Allah yang membalas kebaikan semua,” pungkasnya.red