BATUBARA | Enam tahun lalu pernah terjatuh saat memperbaiki rabung rumahnya seorang laki-laki paruh baya menderita kelumpuhan tiga tahun kemudian.
Ipit (55) panggilan akrabnya itu warga Jalan PKK Kelurahan Pagurawan Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara Sumatera Utara saat ini tinggal dirumahnya yang reot dan hanya berselimut sarung terbaring lemas di atas kasur dan pasrah dengan nasib yang dideritanya.
Kepada wartawan dikediamannya, Sabtu (01/12) dengan suara lirih menceritakan, enam tahun yang lalu pernah terjatuh dari atas rabung saat memperbaiki atap rumahnya.
Setelah kejadian ayah 8 anak itu tidak merasakan sakit ditubuhnya dan masih bisa melaksanakan aktivitasnya sehari-hari sebagai nelayan kerang tradisional.
Namun naas baginya, tiga tahun kemudian dia menderita sakit di pinggangnya dan mengakibatkan tidak bisa berjalan.
“Enam tahun yang lalu saya terjatuh dari rabung saat memperbaiki atap, tapi gak terasa sakit atau bengkak, kurang lebih tiga tahun setelah kejadian itu saya mengalami sakit pinggang yang sakitnya sungguh luar biasa sakit, itu lah awalnya saya jadi begini”, katanya dengan nada sedih.
Selain itu, Ipit sering merasakan sakit sakit saat hendak buang air kecil dan sempat rawat jalan di salah satu rumah sakit di kota Tebing Tinggi selama 1 tahun menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Namun sungguh malang karena biaya untuk transport tidak ada terpaksa berhenti berobat.
Menurutnya selama 2 tahun belakangan ini jangankan untuk ke rumah sakit untuk makan saja pun sulit karena simpanan dari hasil mengambil kerang sudah terjual semua demi untuk kesembuhannya.
“Sempat juga saya rawat jalan di rumah sakit Tebing Tinggi. Tapi bagaimalah uang untuk biaya transport tidak ada, untuk makan aja suli. Simpanan untuk memperbaikai rumah pun udah habis untuk biaya berobat kesana kemari”, tuturnya dengan meneteskan air mata.
Samsiah (50), istrinya menjelaskan sejak tiga tahun terakhir suaminya hanya bisa menghabiskan waktu di atas kasur dan untuk menafkahi anak-anaknya yang masih kecil dirinya terpaksa banting tulang dengan berbagai pekerjaan.
Lanjutnya, upaya pengobatan sudah dilakukan baik di rumah sakit maupun non medis namun penyakit suaminya tak kunjung sembuh.
“Sudah dibawa ke mana-mana namun tidak ada perubahan dan untuk mencukupi kebutuhan aku terpaksa mencari kerang dan pada saat kerang tidak ada, aku mencari upah cuci dari rumah kerumah,” ujar Samsiah.
Agar suaminya dapat berobat lagi, Samsiah sangat mengharapkan uluran tangan dari Pemerintah Daerah Batubara maupun dermawan.
“Kami sangat berharap adanya uluran tangan dari Pemerintah maupun dermawan supaya aku dapat mengobati suamiku,” ucapnya dengan penuh harap.KM-Eps