TAPTENG | Setelah kartu BPJS aktif, Wahyuni Aritonang, bayi malang penderita penyakit pembengkakan pembuluh darah, buah cinta pasangan Frengki Aritonang dan Dewi Sartika Hutauruk, warga Desa Mombangboru, Kecamatan Sibabangun, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), akhirnya di berangkatkan ke RS Pirngadi Kota Medan.
Dirujuknya Wahyuni ke RS Pirngadi Medan untuk mendapatkan penanganan medis yang lebih intensif, setelah beberapa hari mendapatkan perawatan di RSUD Pandan, Tapanuli Tengah.
Kartu BPJS Wahyuni aktif, Jum’at (7/9), sekitar pukul 09.00 WIB. Oleh pihak RSUD Pandan langsung merespon dengan berkoordinasi dengan pihak keluarga untuk memberangkatkan Wahyuni ke RS Pirngadi Medan.
Wahyuni di berangkatkan dengan menaiki mobil ambulans milik RSUD Pandan dengan nomor polisi BB 376 M, Jum’at (7/9) sekitar pukul 17.15 WIB. Disamping keluarga, satu orang petugas medis, Sinta Siagian, mendampingi Wahyuni selama dalam perjalanan.
Beberapa hari sebelumnya, pihak RSUD Pandan juga telah merekomendasikan agar Wahyuni di rujuk ke salah satu rumah sakit di Kota Medan. Namun kondisi ekonomi kelaurga yang sangat memprihatinkan dan tidak adanya kartu BPJS Wahyuni, menjadi faktor penyebab Wahyuni batal diberangkatkan.
Disela-sela keberangkatan, ayah kandung Wahyuni, Frenki Aritonang (34), menyampaikan rasa terima kasih kepada donatur yang memberikan sumbangan untuk pengobatan putri bungsunya itu. Hingga Jum’at (7/9) pukul 10.30, WIB, melalui dompet peduli Wahyuni berhasil menggalang dana sebanyak Rp12.250.000 dari para donatur.
“Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu sehingga Wahyuni bisa diberangkatkan ke Medan untuk mendapatkan pengobatan yang lebih intensif,” ujar Frenki.
Dengan mata berkaca-kaca, Frenki yang didampingi istrinya Dewi Sartika Hutauruk (28) terus menyampaikan rasa terima kasihnya. Ia berdoa, mudah-mudahan siapapun yang memberikan sumbangan mendapat rezeki yang lebih dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
“Mudah-mudahan Tuhan membalas semua kebaikan ini. Bantuan ini akan kami gunakan untuk biaya pengobatan Wahyuni,” imbuhnya.
Secara khusus, ia pun menyampaikan ucapan terima kasih kepada Harian New Tapanuli dan IWO Sibolga-Tapteng yang telah memprakarsai pengumpulan donasi untuk pengobatan Wahyuni. Menurutnya, Kalau tidak diberitakan oleh wartawan, mungkin anaknya tidak akan bisa dirujuk ke Kota Medan.
Sekedar mengingatkan, Wahyuni, lahir 6 Juli 2018 lalu di Dusun III Desa Mombang Boru, Kecamatan Sibabangun, Kabupaten Tapanuli Tengah.
Di usia kelahiran 2 minggu, Wahyuni mengalami demam tinggi dan bagian kepala serta leher belakangnya membengkak. Wahyuni sempat dirawat di RSUD Pandan. Pembengkakan memang dapat diatasi. Kendati demikian, kepala dan leher bagian belakang yang sebelumnya membengkak berubah melepuh.
Oleh dokter Wahyuni disarankan di bawa ke Rumah Sakit di Kota Medan untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif.
Frenki, ayah kandung Wahyuni, yang bekerja hanya sebagai buruh kasar pasrah, karena tak mampu membawa bayinya itu ke rumah sakit yang lebih mampu memberi penanganan. Wahyuni akhirnya ia bawa ke rumah. Kondisi bayi itu kian parah. Agar bisa berbaring, kepala Wahyuni dialas dengan daun pisang.
Akhirnya, beberapa pihak yang prihatin dengan kondisi Wahyuni berusaha agar Wahyuni mendapatkan pengobatan yang layak. Kartu BPJS bayi malang ini di urus dan untuk sementara waktu Wahyuni kembali di rawat di RSUD Pandan.
Dompet peduli Wahyuni juga di gaungkan yang hingga pada tanggal 7 September 2018 telah berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 12.250.000.red