Pelajar SMA YPSA Ikuti Program PDVL di Inggris Selama 6 Bulan

oleh -312 views

MEDAN | Wakil Ketua Harian Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah (YPSA), Zulfadhli A Raz, M.Kom melepas 2 pelajar SMA YPSA ke Inggris, Kamis (16/1/2020).

Disana selama 6 bulan para pelajar tersebut akan mengikuti program persiapan menuju universitas, berkoordinasi dengan City College Plymouth (CCP) yang diadakan oleh PDVL Overseas Advisory.

Kepala SMA YPSA, Bagoes Maulana menjelaskan, program yang ditawarkan oleh PDVL Overseas Advisory adalah, program persiapan menuju universitas di Inggris yang berkoordinasi dengan CCP.

“Program yang dilaksanakan meliputi persiapan pembelajaran berdasarkan target kurikulum yang ada di Inggris, persiapan ujian IELTS. Dengan sistem evaluasi/ penilaian yang tersistem selama 6 bulan serta dengan hasil akhir ujian IELTS dan rekomendasi ke universitas pilihan berdasarkan hasil tes yang diikuti,” ujarnya.

Siswa-siswi YPSA yang lulus seleksi untuk program ini ada 2 orang yaitu, Firyal Alya Rasyita Lubis (XI US B) dan Aisyah Anindya Pasha Ketaren (XI US B) dengan pilihan program Sains. Mereka melalui beberapa tahap tes yakni tertulis perihal kompetensi sains dan bahasa Inggris.

“Kedua, tes Conversation melalui metode debate secara kelompok dengan isu topik yang diberikan. Ketiga, tes interview dari Tim PDVL. Dan keempat, tes interview dari Tim CCP,” ujarnya.

Dalam pelaksanaannya, siswa-siswi tersebut akan mempelajari International Foundation Program. Dimana siswa akan diberikan sebuah kualifikasi internasional, agar dapat melanjutkan kuliah di luar negeri tanpa harus mengikuti foundation year selama 1 tahun (pre-univeristy).

Bagoes juga menambahkan, para siswa berangkat dengan maskapai MAS (Malaysia Airlines) rute Medan-KL dan KL-London. Total untuk peserta sebanyak 78 orang yang berasal dari Indonesia, Thailand, Guangzhou, Taiwan, dari Malaysia.

Peserta dari Indonesia sendiri yang ikut sebanyak 30 orang, berasal dari seluruh provinsi di Indonesia.

“Di sana para siswa akan tinggal bersama keluarga asuh dengan sistem homestay. Walaupun siswa mengikuti program ini selama 6 bulan tapi mereka tidak akan khawatir atas pelajarannya di Indonesia”, tambahnya.

Ditambahkan Bagoes, untuk pembelajaran mereka, saling dikoordinasikan, mana mata pelajaran yang dipelajari di sana akan langsung dikonversi untuk raport di YPSA.

Untuk mata pelajaran yang tidak dipelajari di sana seperti Geografi, Bahasa Arab, Bahasa Jepang, Ekonomi, Sejarah, PAI dan PKn akan dilakukan secara online melalui aplikasi e-learning yang sudah kami siapkan.

“Siswi-siswi ini nantinya juga akan melaporkan kegiatan setiap 2 bulan sekali berbentuk tulisan atau video,” ungkap Bagoes.

Wakil Ketua Harian YPSA, Zulfadhli A Raz, M.Kom dalam sambutannya saat pelepasan mengatakan, agar siswa-siswi dapat menjaga kehormatan dan nama baik orangtua dan sekolah. Sholat jangan pernah tinggalkan dan selalu mengikuti aturan di negara tersebut.

“Jaga nama baik keluarga dan sekolah. Sholat jangan tinggalkan dan timbalah ilmu sebanyak-banyaknya disana. Taati peraturan dan tata tertib kehidupan di negara orang lain. Pulang dari Inggris saya harap bahasa Inggris kalian sudah 100 persen baik. Dan tidak usah takut dengan identitas muslim kalian disana. Karena Inggris sendiri sangat menghormati agama lain,” ungkapnya.

Diharapkan setelah mereka selesai mengikuti program pertukaran pelajar tersebut, siswa sudah mengantongi sebuah kualifikasi untuk digunakan dalam mendaftarkan ke universitas favorit di seluruh dunia.KM-red