MEDAN | Kassubag Humas Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, Rosario Dorothy Simanjuntak mengatakan, ada satu orang warga Binjai dirujuk ke RSUP Haji Adam Malik, Jumat (13/3/2020) malam.
Namun setelah diperiksa, kata Rosario, Sabtu (24/3/2020) kepada wartawan, pasien tersebut bukan terjangkit suspect Covid-19.
“Pasien itu sudah langsung di Pulang Berobat Jalan (PBJ). Statusnya pemantauan pihak Dinas Kesehatan (Dinkes),” ungkap Rosario.
Rosario juga menegaskan, tidak ada lagi pasien yang masuk dengan indikasi Covid-19 ke RSUP Haji Adam Malik. Artinya, RSUP Haji Adam Malik sejauh ini belum ada menangani pasien suspect maupun positif covid-19.
“Pastinya, di RSUP Haji Adam Malik belum ada pasien dengan indikasi Covid-19,” tandasnya.
Sebelumnya seorang warga Binjai dipastikan harus menjalani pemantauan oleh Dinkes. Warga tersebut berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP), karena sebelumnya sempat diduga terpapar virus corona (Covid-19).
Berdasarkan informasi yang sempat beredar seorang warga Binjai disebut-sebut terpapar virus corona. Karenanya ia harus dirujuk dari RS Djoelham Binjai ke RSUP Haji Adam Malik Medan.
Pasien tersebut dikabarkan baru saja pulang dari Malaysia. Adapun identitas pasien tersebut yang diperoleh merupakan anggota DPRD setempat.
Sebelumnya, Kepala Dinkes Sumut, dr Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan, pihaknya tengah melacak keberadaan sebanyak 350 orang warga Sumut yang mengikuti kegiatan tabligh akbar di Malaysia.
Ini harus dilakukan, karena dalam kegiatan tersebut dikabarkan terdapat seorang peserta yang disebut-sebut positif mengidap virus corona (covid-19).
Alwi menyebutkan, sejauh ini, informasi didapat, 350 warga Sumut ini tersebar baik di Kota Medan maupun Kota Binjai. Namun ia menegaskan, terhadapnya masih dilakukan pencarian.
“Ada 350 orang itu kita lacak. Tapi belum lengkap, yang pasti mereka ada tersebar di Kota Medan dan Binjai,” jelasnya.
Karenanya Alwi menjelaskan, 350 bahwasanya orang warga Sumut tersebut akan masuk pada orang dalam pemantauan sampai dia terbukti sakit. Pemantauan itu dilakukan selama 14 hari terhitung sejak ia mengalami kontak dengan orang positif covid-19.
“Tapi kalau dia aman dalam 14 hari itu, berarti sehat. Namun begitu untuk sekarang, dia masih berpotensi jatuh dalam pasien dalam pengamatan,” jelasnya.
Alwi menerangkan, jika Provinsi Sumut sampai sekarang masih aman terhadap virus corona. Tapi ia berpendapat kondisi ini sangat dinamis yang situasinya akan berkembang terus.
“Jadi sebenarnya yang akan bisa mengamankan kita bila rantai penularannya (covid-19) bisa kita dapatkan dan diputus,” terangnya.
Alwi menuturkan, cara memutus rantai penularan itu ialah dengan melakukan pemantauan. Apabila nantinya sakit, maka akan masuk dalam pasien dalam pengawasan.
“Di situ akan diobati dan akan kita periksa dalam laboratorium apakah masuk covid-19 apa bukan,” pungkasnya.KM-red