TIDAK seperti sejumlah bursa di Asia pada umumnya. IHSG yang di sesi awal perdagangan sempat mengalami penguatan, justru berbalik arah dan ditutup melemah 1.14% di level 7.200,20.
Pelemahan IHSG ini sangat berbeda dari kinerja sejumlah bursa di Asia yang cenderung bergerak sideways. IHSG bergerak anomali dengan tekanan jual yang cukup besar.
Meski demikian, asing masih membukukan beli bersih senilai 841 miliar. Pelemahan kinerja IHSG saat ini dinilai lebih dikarenakan oleh aksi profit taking, setelah kenaikan IHSG yang cukup signifikan jelang tutup tahun dan perdagangan awal tahun 2023.
IHSG sebelumnya juga sempat bergerak anomali, dimana IHSG mengalami kenaikan yang tajam sekalipun banyak bursa lainnya justru bergerak sebaliknya.
Jika melihat sesi pembukaan perdagangan di eropa yang bergerak sideways dengan kecenderungan melemah. Maka pada perdagangan besok pasar saham di Asia berpeluang, untuk bergerak sideways dengan potensi tekanan yang tidak jauh berbeda.
Dan bursa AS akan menjadi pertaruhan banyak bursa di dunia lainnya, setelah adanya ledakan yang terjadi di salah satu hotel di AS.
Sementara itu, mata uang rupiah justru menguat di sesi penutupan perdagangan hari ini. Rupiah ditutup menguat tipis di level Rp15.515 per US Dolar. Dan untuk harga emas ditransaksikan menguat di level $2.036 per ons troy nya.
Kinerja US Dolar yang bergerak sideways dengan kecenderungan melemah terhadap sejumlah mata uang di Asia, memberikan ruang penguatan di perdagangan hari ini. (Penulis: Gunawan Benjamin, Pengamat Ekonomi dari Universitas Islam Sumatera Utara)
