Pertemuan AS-China Belum Kongkrit, Pasar Keuangan Berbalik Ke Zona Merah

oleh -20 views
Selama Perayaan Imlek, Harga Kebutuhan Pangan Masyarakat Stabil
Pengamat Ekonomi Gunawan Benyamin

PERTEMUAN dua pemimpin negara besar AS (Amerika Serikat) dan China tidak memberikan hasil yang tegas dalam hubungan kedua negara. Pertemuan tersebut sejauh ini juga belum cukup bagus, dalam mendorong kinerja pasar keuangan.

Bursa di AS pada perdagangan sebelumnya justru mengalami pelemahan meski terbatas. Dan pada perdagangan hari ini sejumlah bursa di Asia bergerak mixed.

IHSG diproyeksikan juga tidak akan jauh berbeda pergerakannya. Sejumlah sentimen positif seperti data ekonomi dari AS maupun China yang lebih baik dari ekspektasi, sepertinya pada hari ini tidak akan menjadi katalis positif yang mendorong penguatan lebih lanjut kinerja indeks bursa saham. IHSG berpeluang untuk bergerak sideways dengan kecenderungan melemah.

Dan potensi kejutan dimana terjadinya aksi profit taking juga terbuka. Walaupun saya menilai investor belum punya alasan yang cukup, sampai nantinya ada indikator kuat yang menunjukan bahwa tren penguatan pasar saham bisa berlanjut.

IHSG diproyeksikan masih akan bergerak dengan menguji level 6.930 atau mungkin level psikologis 6.900. IHSG pada perdagangan di sesi pembukaan sempat mengut, meskipun sesaat dan berbalik melemah tipis dikisaran 6.944.

Sementara itu, mata uang rupiah kembali mencoba menguat dan ditransaksikan di level Rp15.500 per US Dolar pada sesi pembukaan perdagangan. Namun sayang tidak bertahan lama dan rupiah kembali melemah dikisaran Rp15.570 pada pukul 09.05 WIB. Sejauh ini imbal hasil US Treasury 10 Y menunjukan, kinerja yang membaik dibandingkan dengan kinerja sehari sebelumnya. Rupiah berpeluang mengalami tekanan dalam rentang Rp15.530 hingga Rp15.600 per US Dolarnya.

Disisi lain, harga emas dunia pada sesi perdagangan hari ini kembali melemah di level $1.957 per ons troy nya. Harga emas berbalik melemah. Dimana ada kenaikan harga pada harga obligasi AS seiring dengan rilis data inflasi AS, yang lebih rendah dari ekspektasi.

Ini menunjukan bahwa besar kemungkinan the FED akan menangguhkan kenaikan bunga acuan. Dan emas hanya membutuhkan sedikit momentum kenaikan yang bisa dipicu oleh meningkatnya eskalasi geopolitik. (Penulis: Gunawan Benjamin, Pengamat Ekonomi Universitas Islam Sumatera Utara)